Nama : Septa Skundarian
NPM : 26212921
Kelas : 3EB12
I. Menulis Laporan Ilmiah
1. Macam-macam laporan
a. Laporan beberbentuk formulir isian
Laporan yang berbentuk formulir isian biasanya telah
disiapkan blanko daftar isian yang diarahkan kepada tujuan yanga kana dicapai.
Laporan ini bersifat rutin dan seringkali berbentuk angka-angka.
b. Laporan berbentuk surat
Bila sebuah laporan tidak banyak mengandung tabel,
angka atau sesuatu hal lain yang digolongkan pada tabel dan angka, maka bentuk
yang paling umum dipergunakan adalah laporan berbentuk surat. Laporan berbentuk
ini tidak banyak berbeda dengan sebuah surat biasa, kecuali bahwa ada sesuatu
subyek yang ingin disampaikan agar dapat diketahui oleh penerima laporan. Jika
penulis laporan mempergunakan bentuk surat dalam laporannya, maka nada dan
pendekatan yang bersifat pribadi memegang peranan yang penting, seperti halnya
dengan surat-surat lainnya.
c. Laporan bebentuk memorandum
Laporan yang berbentuk memorandum( saran, nota,
catatan pendek) mirip dengan laporan berbentuk surat, namun biasanya lebih
singkat. Biasanya digunakan untuk suatu laporan yang singkat dalam
bagian-bagian suatu organisasi, atau antara atasan dan bawahan dalam suatu
hubungan kerja dan seringkali bermanfaat utuka suatau laporan yang bersifat
formal.
d.Laporan perkembangan dan laporan
keadaan
Laporan perkembangan pada prinsipnya berbeda dari
laporan keadaan. Menurut arti laporan perkembangan adalah suatu macam laporan
yang bertujuan untuk menyampaikan perkembanagn, perubahan yang bertujuan untuk
menyampaikan perkembangan, perubahan, atau tahap mana yang sudah dicapai
dalam usaha untuk mencapai tujuan. Sebaliknya laporan keadaan mengandung
konotasi bahwa tujuan dari laporan itu adalah menggambarkan kondisi yang ada
pada saat laporan itu dibuat.
e. Laporan berkala
Laporan semacam ini selau dibuat dalam jangka waktu
tertentu. Dalam bentuk sederhan, laporan semacam ini dapat dibuat dalam bentuk
formulir-formulir isian, atau dalam bentuk memorandum.
f. Laporan laboratoris
Tujuan laporan laboratoris adalah menyampaikan hasil
dari percobaan atau kegiatan yang dilakuakan dalam laboratoria. Oleh sebab itu
laporan ini seringkali memuat percobaan-percobaan yang telah dilakukan.
Kerangka laporan laboratoris:
1. Halaman judul
2. Obyek atau tujuan
3. Teori (yang menyangkut teori mana yang diterapkan)
4. Metode (prosedur yang digunakan)
5. Hasil-hasil yang dicapai dalam percobaan ini dengan
mempergunakan metode diatas
6. Diskusi atas hasil yang telah dicapai dalam percobaan
7. Kesimpulan
8. Apendiks
9. Data asli
g. Laporan formal dan semi formal
Laporan formal adalah laporan yang mennuhi persyaratan-persyaratan
tertentu sebagai yang akan disebutkan dibawah,sedangkan nadanya bersifat
impersonal dan materinya disajikan dalam suatu pola struktur seperti yang
terdapat dalam buku-buku.
2. Ciri-ciri Laporan
a. Ringkas
Dalam laporan yang ditulis
hanya mengemukakan hal-hal pokok secara ringkas yang berhubungan dengan
tugasnya sehingga penerima laporan segera mengetahui permasalahannya.
b. Lengkap
Laporan dapat semakin sempurna
jika dilengkapi dengan bibliografi atau sumber kepustakaan.
c. Logis ‘
Laporan dianggap logis jika
keterangan yang dikemukakannya dapat ditelusuri alasan-alasannya yang masuk
akal.
d. Sistematis
Laporan dianggap sistematik
jika keterangan yang tulisannya disusun dalam satuan-satuan yang berurutan dan
saling berhubungan.
3. Syarat Pembuatan Laporan
a. Kesesuaian bidang ilmu penulis laporan atau salah
satu anggota tim penulis dengan laporan ilmiah yang ditulisnya. Hal ini
berkaitan dengan karakter metode ilmiah yang digunakan dalam laporan
ilmiah tersebut.
b. Bagi penulis laporan ilmiah pemula, dapat melihat
contoh-contoh laporan ilmiah lain yang memiliki banyak kesamaan kebutuhan
dari isi laporannya, atau memastikan apakah dari pemberi perintah
memberi suatu pagu sistematika tersendiri.
c. Kesediaan intelektualnya untuk selalu membuka
pikiran terhadap hal-hal yang baru, dan memungkinkan untuk mengubah
keyakinan intelektualnya.
Persyaratan bagi Pembuat Laporan menurut
Mukayat Brotowidjojo:
a. Memiliki pengetahuan tangan pertama.
b. Memiliki sifat tekun dan teliti.
c. Bersifat objektif.
d. Kemampuan untuk menganalisis dan menyamaratakan.
e. Kemampuan mengatur fakta secara sistematis.
f. Pengertian akan kebutuhan pembaca.
II. Rancangan
1. Guna Rancangan Penelitian Ilmiah
a. Memberi Pegangan yang lebih jelas kepada
peneliti dalam melakukan tentang : populasi,
metode sampling yang dipilih, besar sample, prosedur pengumpulan data, cara –
cara analisis data, penggunaan statistik yang tepat, cara mengambil kesimpulan
dsb.
b. Menentukan batas – batas penelitian yang
berkaitan dengan tujuan penelitian. Apabila tujuan penelitian tidak dirumuskan
dengan jelas, maka penelitian itu seperti tidak ada ujung-pangkalnya.
Dengan perumusan tujuan penelitian yang jelas, maka dapat disusun suatu desain
penelitian yang menentukan batas-batas penelitian yang tegas, dengan demikian
peneliti dapat memusatkan perhatian dan usahanya ke arah tujuan yang nyata
secara lebih efektif.
c. Memberikan gambaran yang jelas tentang apa
yang harus dilakukan dan juga memberikan
gambaran tentang kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi. Dengan demikian, dapat dipikirkan
cara-cara mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut
terlebih dahulu.
2. Bentuk dan Isi Usulan Penelitian
Unsur-unsur yang
dimiliki dalam rancangan usulan penelitian yaitu :
a. Bagian awal
v Judul penelitian
Judul penelitian yang di rancang untuk menentukan topik pemasalahan yang di
teliti, dengan penulisan judul menggunakan huruf kapital, dan dalam penamaan
judul harus menggunakan kalimat yang efektif.
Contoh : "Rancangan Usulan Penelitian Untuk Disertasi"
v Identitas penyusun rancangan
Nama : hanya huruf-huruf pertama yang diketik dengan huruf Kapital.
v Tanggal pengajuan rancangan ke Program Pascasarjana
Contoh : Diajukan kepada Program Pascasarjana
Universitas Gunadarma 2014
pada tanggal
b. Bagian utama
v Rasional dari judul yang dipilih
Rasional dari judul yang dipilih yaitu perumusan judul yang dipilih dengan
pertanyaan penelitian, serta hasil yang diharapkan dan masalah yang dapat
diantisipasi. Uraian ini tentang perkiraan hasil kuantitatif atau kualitatif,
dan uraikan tentang masalah atau hambatan yang diperkirakan akan dihadapi yang
dapat mempengaruhi untuk penelitian.
v Perumusan masalah
Suatu unsur pokok dari perumusan masalah yang hendak diteliti. Setelah
rumusan masalah diketahui, peneliti dapat menterjemahkan rumusan masalah
tersebut dalam bentuk kalimat pertanyaan penelitian.
v Tujuan dan kegunaan penelitian
Bagian yang berisi tujuan penelitian yang hendak dicapai, dan mengacu pada
perumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya.
v Kerangka pemikiran teoritis
kerangka pemikiran teoritis memuat garis-garis besar pemikiran teoritis,
termasuk daftar pustaka yang akan menuntun penyusun dalam membangun teori yang
akan disajikan dan diuji dalam rangka penyusunan disertasi.
v Rancangan hipotesis,
Apabila peneliti menggunakan rancangan hipotesis, hendaklah dirumuskan
dengan tepat dan jelas dalam kalimat berita (kalimat deklaratif) tentang sikap
ilmiah yang diambil terdapat masalah yang hendak diteliti.
v Metode penelitian,
v Metode penelitian bagian yang berisi secara ilmiah,
yang menyangkut bagian penting yaitu :
-Objek penelitian
-Data atau variabel
-Metode pengumpulan
data atau variabel
-Hipotesis
-Alat analisis yang
digunakan
v Jadwal penelitian,
Jadwal penelitian dibuat secara cermat, dengan mempertimbangkan
k elayakannya. Jadwal
penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
-Tahap-tahap
penelitian yang akan dilakukan.
-Waktu yang diperlukan
untuk melaksanakan masing-masing tahap, dinyatakan dalam satuan bulan.
-Rincian kegiatan
untuk tahap masing-masing.
-Untuk sumber pustaka
lain dapat digunakan pedoman yang lazim.
-Cara menulis pustaka
dan artikel sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Bagian akhir
v Daftar pustaka,
Berisi daftar referensi yang terdiri dari buku, jurnal, majalah dan
lain-lain, yang digunakan dalam penulisan. Tujuan utama penyajian daftar
pustaka adalah memberi informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah
menemukan sumber yang disebutkan dalam rancangan usulan penelitian. Hal-hal
yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah seperti disebutkan dibawah
ini :
-Untuk buku :
1. Nama penulis
2. Tahun penerbitan
3. Judul buku
4. Nama penerbit
5. Tempat penerbitan.
-Untuk jurnal :
1. Nama penulis
2. Tahun penerbitan
3. Judul tulisan
4. Nama jurnal
5. Jilid dan nomor
6. Halaman.
v Daftar riwayat hidup penyusun rancangan,
Daftar riwayat hidup, penyusun rancangan usulan penelitian memuat hal-hal
sebagai berikut :
1. Nama lengkap dan derajat akademik
2. Tempat dan tanggal lahir
3. Pangkat dan jabatan
4. Riwayat pendidikan tinggi
5. Karya ilmiah
6. Pertemuan ilmiah yang dihadiri dan
7. Penghargaan ilmiah, bila ada.
3. Contoh Usulan Penelitian
Ilmiah
USULAN PENELITIAN
DEKOMPOSISI LIMBAH
PERTANIAN (JERAMI PADI) DI AREA PERSAWAHAN TADAH HUJAN MAMPU MENEKAN PELEPASAN
N2O HASIL NITRIFIKASI KE ATMOSFER
Oleh :
Tochirun
B1J009180
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2011
I. Latar Belakang
Tanah sawah merupakan salah satu sumber antropogenik
utama gas dinitrogen oksida yang memberikan kontribusi terhadap pemanasan
global (IPCC 2006). Kosentrasi N2O di atmosfer dilaporkan mengalami peningkatan
dengan laju 0,25% setiap tahun (Hansen & Bakken
1993, Snyderet al. 2009). Sistem sawah tadah hujan dengan kondisi basah-kering berpengaruh
terhadap pola atau dinamika emisi gas dinitrogen oksida. Kondisi tergenang
merupakan kondisi ideal bagi pembentukan gas metana (source) dan rosot (sink) bagi gas
dinitrogen oksida, sedangkan kondisi kering berfungsi sebagai rosot metana, dan
sumber bagi gas dinitrogen oksida (Xiong et al. 2007).
Gas N2O secara alami dihasilkan dalam tanah melalui
proses mikrobiologis, denitrifikasi dan nitrifikasi. Proses tersebut
dipengaruhi oleh bahan organic tersedia, pasokan nitrat, ketersediaan oksigen,
kandungan air tanah, reaksi tanah (pH), suhu tanah dan kehadiran tanaman
(Byrnes cit Hansen &
Bakken 1993, Snyder et al. 2009). Tanah
pertanian memberikan kontribusi terhadap emisi N2O sebesar
0,2-2,1 Tg N2O (Hansen & Bakken 1993). Gas N2O di atmosfer relatif lebih
lama berada dibandingkan gas CO2 dan metana (Prinn et al. 1990), dengan
sifat berpotensi pemanasan global 250-310 kali lebih tinggi daripada CO2
(Watson et al. 1992, Abao et al. 2000, Meiviana et al. 2004).
Bakteri nitrifikasi (Nitrosomonas dan Nitrobacter) yang merupakan bakteri kemoautotrofik berperan dalam proses
nitrifikasidenitrifikasi yang bertanggung jawab terhadap hilangnya N dari lahan
sawah (Minami & Fukushi, 1984). Pada kondisi tanah reduktif, bakteri
anaerobik fakultatif denitrifikasi mengubah nitrat menjadi molekul nitrogen
(N2O, N2) (Yoshida 1978). Menurut Klemedtson et al.(1988), beberapa
mikroorganisme tanah yang mampu menghasilkan gas N2O yaitu bakteri nitrifikasi,
bakteri denitrifikasi, bakteri nondenitrifikasi pereduksi nitrat, jamur
pereduksi nitrat atau jamur lain. Peran bakteri nitrifikasi adalah mengoksidasi
amonia menjadi nitrit atau nitrat, sedangkan bakteri denitrifikasi akan mereduksi
nitrat atau nitrit menjadi dinitrogen oksida (N20) atau gas nitrogen
(Nz).
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah dekomposisi jerami padi mampu menekan pelepasan
N2O ke atmosfer pada area sawah tadah hujan ?
2. Bagaimana hubungan
N2O dengan populasi mikroba di area sawah tadah huan?
3. Bagaimanakah
potensi dekomposisi jerami padi dalam menekan pelepasan N2O ke atmosfer di area
sawah tadah hujan?
III. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Dekomposisi jerami padi mampu menekan pelepasan N2O ke
atmosfer pada area sawah tadah hujan
2. Mengetahuai
hubungan antara N2O dengan populasi mikroba di dalamnya.
3. Mengetahui potensi dekomposisi jerami padi dalam
menekan pelepasan N2O ke atmosfer di area sawah tadah hujan.
IV. Hipotesis
Dekomposisi jerami padi dapat menekan pelepasan N2O ke
atmosfer pada area sawah tadah hujan. Ada hubungan antara populasi mikroba
dengan jumlah gas N2O yang dihasilkan. Ada potensi dekomposisi jerami padi
dalam menekan pelepasan N2O ke atmosfer di area sawah tadah hujan.
V. Metodologi
Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan di sawah tadah hujan
intensif. Percobaan disusun menggunakan rancangan faktorial acak lengkap (RAL)
dengan empat ulangan. Faktor berupa jerami padi terdiri empat perlakuan (tanpa
jerami, jerami segar 5 t ha-1, jerami melapuk 5 t ha-1), (jerami lapuk 5 t
ha-1). Data yang diamati meliputi fluks gas dinitrogen oksida, populasi bakteri
denitrifikasi (metode Most Probable Number), respirasi tanah
(metode jar), dan kandungan nitrat dan C organik. Populasi bakteri
denitrifikasi dan respirasi tanah diamati saat tanaman pada fase pertumbuhan
anakan maksimum. Bahan
pembenah organik (perlakuan jerami) diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah
dengan cara dibenamkan, dan lahan dibiarkan dua minggu sebelum dilakukan
penanaman.
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Aa1
|
Cb2
|
Dd3
|
Ab3
|
Bc2
|
Bb1
|
Da2
|
Dd4
|
Ab4
|
Ad2
|
Cc1
|
Ca3
|
Cc4
|
Ba4
|
Bc3
|
Dd1
|
PERLAKUAN
|
1
|
2
|
3
|
4
|
A
|
√√
|
√
|
_
|
√
|
B
|
√
|
√√
|
√
|
_
|
C
|
√
|
_
|
√
|
√
|
D
|
_
|
√
|
√√
|
√√
|
VI. Analisis Data
Data terkumpul akan dianalisis menggunakan sidik ragam
untuk mengetahui pengaruh perlakuan, dan dilanjutkan dengan uji beda nyata
terkecil (BNT) taraf 5% yang digunakan untuk membandingkan nilai tengah
perlakuan. Hubungan fluks N2O dengan ketersediaan substrat dan populasi mikroba
saat fase pertumbuhan primordia bunga ditunjukkan dengan persamaan regresi
berganda Yi = âo + â1X1i + â2X2i +â3X3i +â4X4i dimana Yi = fluk N2O dan peubah
bebas X1= kandungan nitrat, X2 = kandungan C organik, X3 = populasi mikroba total,
X4 = respirasi tanah, âo = intercept dan â = koefisien regresi. Koefisiensi
deterimnasi dihitung menggunakan formula dalam Piegorsch & Bailer (2005).
Tabel 1. Pengaruh pemberian jerami padi dan bahan penghambat nitrifikasi terhadap
Pengelolaan jerami padi
|
Fluks N2O
(ug m-2
menit-1)
|
Kandungan
nitrat (ppm)
|
Respirasi
tanah (mg
CO2_C g-1
tanah hari-1)
|
Populasi bakteri
denitrifikasi
|
Tanpa jerami
|
1,50
|
110
|
5,9
|
120
|
Jerami baru
|
0,76
|
97
|
5,3
|
153
|
Jerami melapuk
|
0,43
|
78
|
6,2
|
198
|
Jerami lapuk
|
0,64
|
97
|
5,1
|
176
|
Sumber :
http://chyrun.blogspot.com/2013/12/contoh-usulan-penelitian-mikrobiologi.html
http://dewikeiko.blogspot.com/2014_10_01_archive.html
http://anggaprayudhagunadarma.blogspot.com/2014/05/laporan-ilmiah-dan-rancangan-penelitian.html