Sabtu, 17 Oktober 2015

Etika di Suatu Daerah

Cium Idung di Nusa Tenggara Timur

Anggota Kelompok :
Septa Skundarian (26212921)
Yusuf Supriatna (27212994)



Indonesia adalalah sebuah negara yang memiliki 17.508 pulau dengan 1.128 suku bangsa. Indonesia bukan hanya negara yang kaya akan penduduk dan sumber daya alam, tetapi Indonesia sangat kaya akan budaya yang diwarisi dari para leluhur. Negara yang kaya akan sumberdaya alam, budaya, etnis, wisata, suku,dll.  Dari sabang sampai merauke, Dari Aceh sampai Papua indonesia terbentang dengan beribu-ribu pulau dengan beraneka ragam suku, agama,adat, budaya, bahasa, tetapi kita semua adalah satu yaitu INDONESIA. "Bhineka Tunggal Ika" yang artinya Berbeda-beda tapi tetap satu jua. itulah semboyan bangsa indonesia untuk mempersatukan, memper-erat persaudaraan antar suku, budaya dan agama. Salah satu  tradisi unik yang sampai saat ini tetap bertahan dan diwariskan secara turun temurun di Indonesia adalah cium idung yang dilakukan oleh masyarakat di Nusa Tenggra Timur.
Cium hidung (disana disebut cium idung)  atau yang biasa dikenal dengan cium sabu (sabu kiss) merupakan sebuah ciuman adat yang dilakukan oleh masyarakat di Nusa Tenggara Timur. Sebagaimana kita mengetahui bahwa di Indonesia apabila bertemu dan berkenalan dengan kerabat, teman, dan keluarga biasanya hal yang dilakukan adalah saling berjabat tangan. Namun, di kalangan masyarakat Kupang, cium idung dilakukan sebagai salah satu bentuk salam perkenalan, persahabatan, maupun sebagai salah satu bentuk ungkapan kasih dalam sebuah ikatan kekeluargaan dan kekerabatan di dalam kehidupan sosial dan budaya kemasyarakatan.  Biasanya di daerah lain yang ada di Indonesia kalau bertemu dengan kerabat, teman, atau keluarga hanya melakukan. 
Ciuman ini dilakukan dengan tidak mengenal umur, gender, profesi bahkan status sosial. Tradisi saling berciuman hidung ini dianggap sebagai nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang Orang Sabu, yang mengandung makna yaitu betapa kita sebagai sesama manusia harus bisa saling memberi dan menerima tanpa rasa pamrih dan juga bisa mengaktualisasikan kasih sayang terhadap sesama tanpa pandang bulu. Lebih dari itu, melakukan cium idung sama hanya dengan memberi diri menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkaran persahabatan, kekeluargaan, dan kekerabatan. Dengan demikian, disamping sebagai wujud penghargaan terhadap nilai-nilai sosisal-budaya masyarakat setempat, kitapun secara resmi telah diterima menjadi bagian dari kelompok tertentu.  

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar