Cerita ini sangat terkenal dari kampung halaman saya yakni Sumatera barat. Beginilah ceritanya....
Dahulu kala di Pulau Perca. Hiduplah
seorang ratu yang cerdik akalnya bernama Putri Tunggal. Putri Tunggal mempunyai
sifat yang pintar, baik dan bijaksana. Namun sayangnya, dibalik sifat baiknya
Putri Tunggal juga mempunyai sifat yang angkuh dan sombong.
Putri Tunggal mempunyai enam orang
putri yang sangat cantik. Keenam putri tersebut si sulungnya bernama Putri Nila
Kesuma, Putri Embun Pagi, Putri Bunga Pandan, Putri Pati Santan, Putri Mayang
Mengurai dan si bungsu bernama Putri Bunga Melur atau juga sering disebut Putri
Nan Bungsu. Putri Tunggal ingin sekali setiap anaknya bisa menikah dengan raja
atau pangeran yang berada di luar daerah kerajaannya, karena ia ingin
memperluas daerah kekuasaannya. Tetapi keenam putrinya tidak ingin dinikahi
oleh para raja dan pangeran yang tidak mereka kenal, karena keenam putri
tersebut sudah memiliki pasangan masing-masing yang bernama Buyung Panjang
Gombak, Nan Semok, Malin Panjang, Makhudum Puting, Bujang Sampu Kudur, Sutan
Kinali atau sering juga disebut Nahkoda Muda. Keenam putri tersebut sudah
mengucapkan sumpahnya kepada masing-masing pasangan mereka yaitu “lebih baik
mati bunuh diri dari pada menikah dengan orang yang tidak dikenal.
Suatu hari, Sang Ratu mengirim utusan
untuk mengundang raja-raja dan pangeran-pangeran dari berbagai daerah dengan
tujuan menikahkan putrid-putrinya. Tidak lama kemudian raja-raja dan
pangeran-pangeran tersebut datang dengan kemewahannya masing-masing, mereka
antara lain Raja Cina/Campa, Raja Parsi, Raja Ruhum, anak Raja Turki, anak Raja
Malaka dan anak Raja Bugis. Setelah melihat keenam calon suami mereka, para
putri pun menjadi terpesona, kecuali
Putri Bunga Melur. Putri Bunga Melur berusaha mengingatkan akan janji mereka
yang telah diucapkan. Namun sayang, mendengar perkataan Putri Bunga Melur
mereka tertawa terbahak-bahak dan tidak menghiraukan perkataan Putri Bunga
Melur tersebut. Sampai akhirnya, sang putri memutuskan untuk melarikan diri
dari kerajaan dan pergi ke tempat kekasihnya yaitu Sutan Kinali atau Nahkoda
Muda dengan menggunakan sebuah perahu.
Mengetahui hal itu, sang ratu pun
murka dan mengucapkan sumpah kepada anaknya yang telah durhaka kepadanya yaitu
apabila putri berada di daratan, maka ia akan diterkam oleh harimau yang buas,
dan apabila putri berada di sungai, maka ia akan dimakan oleh buaya, serta
apabila putri berada di lautan, maka ia akan ditelan oleh ombak dan terhempas
ke batu karang. Setelah Putri Tunggal mengucapkan sumpahnya tersebut, Putri
Bunga Melur mendapat ganjarannya. Dia terjebak di tengah lautan dan terkena
badai yang sangat dahsyat, akibatnya perahu sang putri bertabrakan dengan
sebuah karang. Sedangkan di istana Putri Tunggal akhirnya berhasil menikahkan
kelima putrinya bersama pasangan yang telah dipilihnya tersebut.
Keesokan harinya, putri-putri tersebut
pergi bersama suaminya masing-masing. Akan tetapi, di tengah perjalanan
kapal-kapal yang ditumpangi oleh kelima putrid tersebut dihantam oleh gelombang
yang sangat besar. Dan mayat pun berserakan dimana-mana, namun mayat kelima
putri tidak ditemukan. Kemudian setelah kejadian itu muncul bukit-bukit di
seberang kerajaan dan orang-orang meyakini bahwa bukit tersebut didiami oleh
roh para kelima putri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar